Total Tayangan Halaman

Selasa, 14 Juni 2011

ANALISA PERBEDAAN BIAYA PROMOSI PENJUALAN, BIAYA IKLAN, DAN TINGKAT PENDAPATAN PADA PERIODE SEBELUM DAN SESUDAH RE-OPENING DI KAFE THE LOUVRE SURABAYA

OLEH :

FENDY PRANATA DAN RICHARD ANTONIUS HARYONO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Surabaya sebagai salah satu kota terbesar yang ada di Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan bagi industri restoran, dan kafe adalah salah satu bentuknya. Tak heran bila saat ini banyak kafe berlomba-lomba memperkenalkan diri semenarik mungkin agar dapat merebut hati konsumen.
Apalagi persaingan saat ini semakin ketat dengan semakin banyaknya bermunculan kafe-kafe baru di kota Surabaya. Dalam ulasannya, Ketua PHRI Surabaya Bambang Hermanto memaparkan bahwa saat ini banyak restoran baru yang muncul. Jika dibandingkan, pada tahun 2008, jumlah restoran terdaftar mencapai 300 unit. Maka pada tahun 2009 telah menjadi 500 unit restoran. Sedangkan yang belum terdaftar jumlahnya mencapai sekitar 1500 restoran (www.surya.co.id). Sedangkan menurut Rangkuti (2004, p.23) persaingan yang timbul sangat kompetitif dan variatif, baik dalam segi produk, pelayanan, tempat, harga, dan promosi.
Salah satu cara bagi pengusaha kafe untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat luas baik di Surabaya maupun luar Surabaya adalah dengan promosi. Promosi dapat diartikan dengan “berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk para segmen pasar untuk membeli produk tersebut (Kotler, 1999, pp. 236-237)”.
Sebagai industri yang tidak hanya menjual produk tapi juga jasa, kafe tentunya berusaha memberikan pelayanan yang maksimal kepada para konsumennya sehingga konsumen akan memberikan rekomendasi kepada relasi atau orang lain tentang kafe tersebut. Dan itu adalah salah satu bentuk promosi yang paling sederhana yaitu dari mulut ke mulut (word of mouth). Menurut Kotler (2001) “word-of-mouth berfungsi sebagai sarana komunikasi perorangan tentang sebuah produk antara target konsumen dengan tetangga, teman, keluarga, dan juga rekan-rekan konsumen yang lainnya” (p. 524). Selain itu word-of-mouth juga mempunyai efek positif yang harus dipertimbangkan pada banyak area produk. Kafe The Louvre resmi dibuka pada tanggal 8 Juni 2008 yang berlokasi di jalan HR Muhammad Square C8 Surabaya. Kafe ini pertama kali beroperasi dengan konsep kafe yaitu hanya menjual minuman berbahan dasar kopi, jus, dan mocktail tanpa menjual minuman yang berbahan dasar alkohol. Dalam hal ini promosi yang dilakukan hanya berupa potongan diskon pada menu-menu tertentu seperti buy one get one free untuk menu mocktail dan hanya melakukan pengiklanan melalui spanduk di area sekitar kafe saja. Minimnya promosi penjualan dan iklan yang dilakukan oleh pihak kafe The Louvre membuat tingkat pendapatan pun tidak mengalami peningkatan pada tahun pertama dan itu cukup merisaukan pemilik kafe. Untuk itu pemilik kafe The Louvre berinisiatif untuk melakukan re-opening atau pembukaan ulang kafe The Louvre pada tanggal 8 Juni 2009 dengan harapan tingkat penjualan dapat meningkat sehingga dapat meningkatkan pendapatan juga.
Re-opening kafe yang dimaksud adalah dengan melakukan pelebaran area kafe yang dahulunya hanya menggunakan satu ruko menjadi dua ruko. Selain itu kafe The Louvre juga melakukan renovasi pada bagian interior serta penambahan kapasitas tempat duduk yang semula 60 kursi menjadi sekitar 120 kursi. Dan juga menambahkan beberapa menu baru.
Selain perubahan fisik yang berupa perluasan dan renovasi interior, kafe The Louvre juga melakukan penambahan menu-menu baru seperti bir,minuman beralkohol, dan cocktail. Sedangkan pada menu makanan yang dahulunya menggunakan menu-menu kontinental saja sekarang ditambahkan menu oriental seperti nasi goreng, sop buntut, iga bakar, dan lain-lain. Dan pada alat promosi penjualan yang dulunya hanya diskon pada produk tertentu saja menjadi beberapa hal, yaitu pemberian sampel menu baru pada pelanggan tertentu yaitu pelanggan tetap yang sudah sering ke kafe The Louvre dan tamu-tamu yang juga merupakan teman dari pemilik kafe The Louvre. Selain itu dilakukan pula pemberian program buy one get one free untuk item-item tertentu dan pada hari-hari tertentu pula, mengadakan even-even tertentu semisal lomba minum bir berhadiah, voucher makan dengan jumlah nominal tertentu, dan diskon apabila menggunakan kartu kredit dari bank-bank tertentu seperti Bank Mega, Bank Mandiri, dan RBS.
Penggunaan iklan yang dilakukan kafe The Louvre tidak hanya melalui spanduk di area sekitar kafe melainkan juga melalui media cetak yaitu melakukan pengiklanan pada koran Jawa Pos sekitar dua kali dalam sebulan, biasanya di lakukan pada hari Sabtu. Dengan melakukan penambahan-penambahan tersebut maka pemilik mengharapkan adanya peningkatan tingkat pendapatan pada masa setelah re-opening.
Dengan fakta-fakta tersebut di atas penulis tertarik untuk menganalisa bagaimana perbedaan promosi penjualan, iklan, dan pendapatan yang terjadi di kafe The Louvre pada saat sebelum re-opening dan sesudah re-opening.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis sampaikan di atas, rumusan masalah yang ingin diteliti adalah :
  1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan untuk biaya promosi penjualan pada periode sebelum dan sesudah re-opening?
  2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan untuk biaya iklan pada periode sebelum dan sesudah re-opening?
  3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan untuk tingkat pendapatan pada periode sebelum dan sesudah re-opening?

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
  1. Penulis ingin mengetahui apakah terdapat perbedaanyang signifikan untuk biaya promosi penjualan pada periode sebelum sesudah re-opening.
  2. Penulis ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan untuk biaya iklan pada periode sebelum sesudah re-opening.
  3. Penulis ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan untuk tingkat pendapatan pada periode sebelum sesudah re-opening.

1.4. Batasan Penelitian
Adapun batasan dari penelitian ini adalah :
  1. Data biaya promosi penjualan, biaya iklan, dan tingkat pendapatan yang diteliti dibatasi pada 4 bulan terakhir sebelum re-opening yaitu pada bulan Februari-Mei 2009 dan 4 bulan setelah re-opening yaitu pada bulan Juni-September 2009.
  2. Data tingkat pendapatan yang diteliti adalah nilai rupiah dari pendapatan kotor sebelum pajak tetapi sudah dikurangi biaya promosi penjualan dan iklan, dan tidak memperhitungkan jumlah konsumen.

1.5. Manfaat Penelitian
  1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama perkuliahan di program Manajemen Perhotelan. Selain itu juga dapat bermanfaat untuk penulis aplikasikan bila nantinya bekerja di bidang yang sama dengan bidang yang penulis teliti.
  2. Memberi masukan dan informasi kepada pihak manajemen Kafe The Louvre tentang promosi penjualan dan iklan untuk dapat meningkatkan tingkat pendapatan.
  3. Hasil penelitian dari tugas akhir ini diharapkan menambah pengetahuan dan menambah informasi tentang kafe terutama dalam hal promosi penjualan, periklanan, dan tingkat pendapatan serta dapat menambah referensi yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa maupun dosen yang ada di universitas Kristen Petra maupun pengguna pustaka yang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar