Total Tayangan Halaman

Kamis, 23 Juni 2011

PENGERTIAN SEMIOTIK

Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda (Eco, dalam Sobur, 2002 : 95). Van Zoest (dalam Sobur, 2002 : 95) mengartikan semiotik sebagai “ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan  dengannya : cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.
Hoed (dalam Nurgiyantoro, 2000 : 40) mengartikan semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Zaidan, dkk (2000 : 185) mengartikan semiotik adalah ilmu yang meneliti tanda dan proses pemaknaan tanda secara tradisional. Sugihastuti (2002 : 113) mengartikan semiotik adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana sign ‘tanda-tanda’ dan berdasarkan pada sign system (code) ‘sistem tanda’.
Para pakar susastra sudah mencoba mendefinisikan semiotik yang berkaitan dengan bidang disiplin ilmunya. Dalam konteks susastra, Teeuw (dalam Sobur, 2002 : 96) memberi batasan semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi. Beliau kemudian menyempurnakan batasan semiotik itu sebagai model sastra yang mempertanggungjawabkan semua faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala susastra sebagai alat komunikasi yang khas di dalam masyarakat mana pun (dalam Sobur, 2002 : 96).
Hartoko (dalam Sobur, 2002 : 96) memberi batasan semiotik adalah bagaimana karya itu ditafsirkan oleh para pengamat dan masyarakat lewat tanda-tanda atau lambang-lambang. Luxemburg (dalam Sobur, 2002 : 96)  mengatakan bahwa semiotik adalah ilmu yang secara sistematis mempelajari tanda-tanda dan lambing-lambang, sistem-sistemnya dan proses perlambangan.
Batasan yang lebih jelas dikemukakan Preminger (dalam Sobur, 2002 : 96) dengan mengatakan bahwa semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.
Menurut Preminger (dalam Sobur, 2002 : 96), meskipun refleksi tentang tanda itu mempunyai sejarah filsafat yang patur dihargai, namun semiotik atau tanda semiologi dalam arti modern berangkat dari seorang ahli bahasa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar