Total Tayangan Halaman

Rabu, 15 Juni 2011

ANALISIS PENGARUH ASPEK FISKAL DAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

OLEH :

ANGANDROWA GULO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
      Pemerataan pembangunan ekonomi bagi bangsa Indonesia sudah lama dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang ingin dijadikan kenyataan tersebut dapat diimplementasikan melalui pembangunan ekonomi untuk dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu dalam Pembangunan Nasional intinya adalah untuk kesejahteraan dan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
    Sampai sekarang pembangunan ekonomi belum banyak tersentuh dalam pembangunan, sehingga perlu untuk ditingkatkan. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Kadin (2008), pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2007 diperkirakan mencapai atau setidaknya mendekati target yang ditetapkan pemerintah di dalam APBN 2007.
Momentum percepatan pertumbuhan sudah kembali hadir, sebagaimana ditandai oleh pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang praktis selama enam triwulan berturut-turut menunjukkan peningkatan terus menerus. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6,2 persen.
       Kestabilan makro ekonomi cukup terjaga dengan kecenderungan membaik. Hal ini antara lain tercermin dari nilai tukar Rupiah yang relatif tak bergejolak, kecenderungan penurunan suku bunga, dan laju inflasi yang jauh lebih rendah dari tahun 2006. Kinerja neraca pembayaran (balance of payments) juga membaik di segala lini: akun perdagangan barang (trade account), akun semasa (current account), maupun akun modal (capital account). Perbaikan kinerja neraca pembayaran bermuara pada peningkatan cadangan devisa yang cukup signifikan. Posisi cadangan devisa per 30 November 2007 tercatat sebesar US$54,9 miliar, suatu peningkatan tajam dibandingkan posisi akhir tahun 2006 sebesar US$34,7 miliar.
     Sementara itu, di pasar modal diwarnai oleh rekor-rekor baru IHSG (indeks harga saham gabungan), SUN (Surat Utang Negara) yang terus diminati oleh investor domestik maupun asing, serta ORI (Obligasi Republik Indonesia) yang selalu terserap oleh investor perseorangan dengan nilai yang melebihi target. Dilihat dari komposisi SUN yang dipegang oleh investor asing terlihat bahwa yang jatuh tempo di atas 10 tahun menduduki porsi terbesar. Ini menandakan bahwa di mata investor institusional asing, prospek ekonomi Indonesia dalam jangka panjang cukup menjanjikan.
    Sejak semester kedua 2007 ekspansi kredit perbankan meningkat relative tajam, dan lebih tinggi ketimbang peningkatan dana pihak ketiga. Sehingga, LDR (loan-to-deposit ratio) juga naik mendekati 70 persen. Dari gambaran tersebut, bahwa secara umum dan agregat, kinerja perekonomian Indonesia selama tahun 2007 menunjukkan kemajuan yang cukup baik. Namun, jika kita telaah lebih mendalam dan rinci, gambarannya tak sebaik tampak luar. Paling tidak, pola dan arah perkembangan ekonomi menunjukkan mixed signals. Seandainya signals yang terhadirkan lebih konsisten, niscaya perkembangan ekonomi Indonesia akan jauh lebih baik dan sekaligus lebih tangguh dalam menghadapi goncangan eksternal dan menjawab persoalan-persoalan sosial di dalam negeri.
     Perkembangan perekonomian Indonesia akan dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, khususnya kebijakan dibidang fiskal dan moneter, yaitu menyangkut pengeluaran pemerintah (pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan), jumlah uang beredar dan juga kebijakan tentang pajak. Dalam kenyataannya kebijakan pemerintah dalam bidang fiskal dan moneter juga tergantung pada kondisi perekonomian, dimana kebijakan fiskal dan moneter berbeda pada saat kondisi sebelum krisis ekonomi terjadi dan kebijakan setelah krisis ekonomi terjadi.
   Karena tujuan pengeluaran pemerintah baik rutin maupun pembangunan adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dan stabil sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena besarnya peranan kebijakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter baik pada kondisi sebelum krisis maupun setelah terjadinya krisis ekonomi, perlu dilakukan suatu penelitian bagaimana pengaruh kebijakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam hal ini kebijakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter yang dianalisis adalah pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan), jumlah uang beredar dan pajak.
1.2. Perumusan Masalah
       Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan rutin terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah untuk pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ?
3. Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ?
4. Bagaimana pengaruh penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ?
5. Bagaimana pengaruh kondisi perekonomian terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
        Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui perkembangan aspek fiskal dan moneter Indonesia.
2. Mengetahui perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
3. Menganalisis pengaruh aspek fiskal dan moneter (pengeluaran pemerintah, jumlah uang beredar dan pajak) serta kondisi perekonomian terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
        Dengan penelitian yang dilakukan ini, mampu memberikan manfaat yang antara lain adalah :
1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pengaruh kebijakan fiskal dan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah dalam meningkatkan kebijakan fiscal dan moneter.
3. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk mengkaji dalam bidang yang sama dengan pendekatan dan ruang lingkup yang berbeda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar